Saya, Mega Mahardhika. Sedang sangat bersyukur-syukurnya
di muka bumi ini masih banyak transportasi yang memudahkan kita untuk kemana
saja. Terutama angkot. Aslina.
Yap.. mungkin untuk beberapa orang atau banyak orang
berpikir kalo angkot itu rese, ngetem aja, bikin macet, supirnya selebor
seenaknya. Memang. Saya juga mengakui kalo angkot memang seperti itu. Tapi............
gimana seandainya di kota anda (atau sebutlah Bandung lah ya..) ngga ada
angkot? OKE! Pasti ada yang bakal jawab “ah woles aja, kan ada
motor/sepeda/mobil pribadi/dll..” nah tapi kalo yang ngga punya gimana? Dan
kita sedang berada ditempat yang sulit untuk dijelaskan. Ditempat yang tidak
strategis, sulit ditemukan oleh orang yang mau jemput kita. Itu yang waktu itu
saya rasakan. Tepatnya 19 September 2011.
Ceritanya kami cewek-cewek XI IPS 4 sepulang sekolah tuh mau
main & (niatnya) ngerjain PR Bahasa Jepang di rumah Fasya. Rumah Fasya
terletak di Gunung Batu. Di jalan Pesantren. Kita kesana sekitar jam 3 sore-an.
Kita kesana dengan perasaan senang riang gembira hahahihi wajah bercahaya ala
sinetron remaja. Singkatnya, kita nyampe dirumah Fasya dan bermain-main lalu
pulang. Pas pulang ini! Kita pulang sekitar jam setengah 6 sore. Dan kami
tersadar. Sama sekali ngga ada angkot yang menuju arah sarijadi kalo jam
segini. ZONK! Kami galau. Galaunya melebihi orang putus cinta. Semangat indah
ala sinetron remaja tadi pun pudar seketika berubah menjadi sinetron cinta
fitri yang ngga tamat-tamat. Cape hati. Tapi kami tetap berusaha. Dengan keinginan
& semangat juang yang tinggi untuk pulang, kami pun berjalan kaki menyusuri
daerah Cimahi. Berpuluh-puluh meter kami lalui berharap ada angkot yang lewat.
5 menit. 10 menit. 15 menit. 30 menit. Yap! Kami mulai hopeless. Ngga ada
angkot sama sekali. Ngga lama dari itu, tiba-tiba ada seekor (?) angkot lewat. Kami
berusaha mengejarnya. Lalu dengan tiisnya si sopir itu menjawab: “ngga neng! Mau
pulang! Sori sori! Makanya jangan main sampe jam segini!” okedeh. Jleb. Kami pun
diam termenung. Lalu lewat lagi beberapa angkot. Namun hasilnya nihil. Semuanya
menolak kita. Sedih banget di tolak sopir angkot. Kami putus asa. Pengen nangis
banget. Udah berasa kaya di negeri entah berantah, dan kami segitu-gitunya
manusia. Yang lainnya hanyalah fatamorgana. Ngaaaaaah! Sempat muncul ide untuk
nyetop mobil orang & numpang sampe Sarijadi. Tapi ngga jadi. Kami takut
diculik. Dan akhirnya! Muncul lah angkot yang mau menuju Sarijadi. Asalnya sopirnya
ngga mau. tapi setelah kami goda & bikin kesepakatan harga, akhirnya kami
bisa pulang. Alhamdulillaaaaaaaaaaaaaah! Sepanjang jalan pulang, kami mengucap
banyak syukur. Bersyukur bisa pulang. Bersyukur masih ada sopir yang masih mau
nganter sampe Sarijadi meskipun wajah nya keliatan ngga begitu rido. Tapi alhamdulillah,
kami bisa pulang............
Pelajaran yang bisa di ambil dari sini:
-Tidak main ke arah Gunung Batu, Cimahi dan saparakanca
pada waktu sore hari kecuali kalo membawa kendaraan sendiri, diantar-jemput,
atau akan menginap.
-Jangan selalu menyela & mengeluhkan tentang angkot. Karena
kamu suatu saat akan membutuhkannya. Mohon dicamkan, sangat membutuhkannya.
-Bersyukur! Karena kamu ngga akan pernah tau apa yang
akan terjadi kedepannya. Ya semacam ngga bisa pulang mungkin. Jadi ya
bersyukurlah seengganya baru tersesat di Cimahi, bukan di Aktragospor (dimana
itu?saya juga gatau hahaha)
Dan Saya, Mega Mahardhika. Sangat bersyukur dengan
keberadaan angkot di muka bumi ini. Sangat bersyukur.
No comments:
Post a Comment