12/30/10

Sok Beranalisa

seperti kata orang-orang: HIDUP ADALAH PILIHAN.
mau jadi ustadzah, mau jadi pelacur, mau jadi penjilat, mau jadi jujur, mau jadi pembohong, mau jadi koruptor, mau jadi biseksual, mau poligami, mau poliandri, mau jadi apapun itu semua hak masing-masing manusia.

menjadi broken home?
itu juga pilihan, pilihan untuk menjadi broken. sebenarnya menjadi anak yang merupakan korban dari masalah orangtuanya itu tidak harus menjadi broken home,kan? dan menurut saya tidak semua anak yang mengalami hal seperti itu bisa disebut broken home. seperti yang saya bilang tadi, broken home adalah pilihan. jika anak (yang rata-rata merupakan remaja labil) merasa Tuhan itu tidak adil, ingin mati atau apalah ya itu tadi berarti dia mengubah dirinya menjadi anak broken. memang sih, yang amat sangat patut disalahkan itu ya orangtuanya yang mementingkan ego sendiri tanpa memikirkan perasaan anak yang menjadi korban. sekali lagi saya tekankan: menjadi seseorang yang broken itu pilihan, walopun kita anak korban permasalahan tersebut ya kita harus tetap maju. Tuhan punya rencana baik untuk kita, tergantung kita yang menjalaninya mau bagaimana

No comments:

Post a Comment