Saya pernah bertanya pada salah seorang guru saya, "Apa yang paling mempengaruhi hidup Anda?" Jawabnya sungguh mengesankan. Ia bilang, "Aku adalah aku yang sekarang ini dengan segala apa adanya. Segala yang terjadi dimasalalu telah berakhir. Aku tidak menggunakan masa laluku untuk diterima di masyarakat." Saya katakan kepadanya, "Bukankah masa lalu bagian dari kehidupan kita?" Ia bilang, "Ya, tapi sudah berlalu dan saat ini sudah tidak ada lagi. Jika anda hidup di masa lalu, Anda akan menderita." Kemudian ia mendekati saya dan berkata, "Sekarang aku ingin bertanya kepada Anda: apakah mobil bisa berjalan dengan bahan bakar bulan kemarin?" Saya jawab, "Tentu tidak. Mobil dapat berjalan dengan bahan bakar yang anda isikan hari ini." Selanjutnya, ia bertanya lagi, "Apakah pesawat bisa terbang dengan bahan bakar bulan kemarin?" Saya jawab tegas, "Tidak, karena sudah habis."
Ia berkata, "Semua itu sama dengan masa lalu manusia. Masa lalu hanya meninggalkan pengalaman, keahlian, ilmu dan keterampilan. Namun, banyak orang hidup di masa lalu meski dengan pengalaman yan negatif. Sekarang ia tetap menanggung kesedihan, padahal peristiwa menyedihkan itu terjadi di masa lalu. Jika pengalaman masa lalu itu bersifat positif dan membahagiakan, lalu seseorang membanding-bandingkanny dengan kondisi dirinya dimasa kini, ia akan merasa sedih." Ia menatap mata saya dan berkata, "Ibrahim, manusia tidak dapat hidup di masa lalu. Tetapi pikiran dan perasaannya dapat dibawa kesana. Jika itu dilakukan, ia akan merasakan apa yang dirasakannya di masa lalu. Jika yang ia rasakan pengalaman negatif maka semakin menumpuk dan menguat menggerogotinya. Karena itu, jika Anda benar-benar ingin bahagia, jadilah diri Anda saat ini.
Ucapan guru saya sangat filosofis. Saat itu memang saya tidak paham betul, tapi saya tidak melupakannya. Kata-kata itu saya tulis dalam buku harian, lalu saya biarkan tergeletak ditempatnya selama tiga tahun. Ketika membacanya kembali, saya takjub pada kekuatan informasi yang dikandungnya. Saya menjadi semakin berhati-hati dalam menyikapi masa lalu. Saya ingat pepatah mengatakan, "Seorang guru akan datang ketika murid-muridnya sudah siap."
Pernahkah Anda memikirkan masa lalu yang kelam hingga merasakannyaa seperti dulu?
Sebenanya kita pernah melakukan itu. Sebagian besar masalah yang dihadapi manusia bersumber pada masa lalu dan masa depan. Keduanya tidak berwujud. Masa lalu sudah berakhir. Jika dapat memetik pelajaran dari masa lalu, Anda akan pandai menyikapi kehidupan. Jika tidak, Anda akan terpenjara oleh perasaan negatif yang ada dalam ingatan. Jika anda putuskan untuk hidup di masa yang akan datang, Anda pun akan terpenjara oleh keraguan dan kebimbangan.
Mau kah Anda menumpang taksi yang sopirnya melihat ke belakang? Tentu tidak. Mengapa? Sebab akan menabrak apapun yang ada didepannya. Begitulah gambaran orang yang hidup dibawah bayang-bayang masa lalu. Ia akan membentur perasaan-perasaan negatif. Hari-hari hidupnya akan sia-sia ditelan fatamorgana pikiran.